BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
DHF merupakan penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus ( arthro podborn virus ) dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk AEDES ( Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty.
Infeksi virus dengue pada manusia mengakibatkan
suatu spectrum menifestasi klinis yang bervariasi antara penyakit paling ringan
(mild undifferentiated febrile illness).
Dengue fever, Dengue Haemorrhagic Fever (DHF)
dan Dengue Sock Syndrome (DSS; yang terakhir dnegan mortalitas tinggi yang
disebabkan ranjatan dan perdarahan hebat. Gambaran manifestasi klinis yang
bervariasi ini dapat disamakan dengan sebuah gunung es.
DHF dan DSS sebagai kasus-kasus yang dirawat
dirumah sakit merupakan puncak gunung es yang kelihatan diatas permukaan laut,
sedangkan kasus-kasus dengue ringan (demam dengue dan silent dengue infection)
merupakan gunung es. Diperkirakan untuk setiap kasus renjatan yang dijumpai
dirumah sakit, telah terjadi 150 – 200 kasus silent dengue infection.
Sehingga sebagai Mahasiswa Keperawatan haruslah
mempunyai pengetahuan tentang penyakit ini agar dapat memberi asuhan
keperawatan yang tepat sebagai Pelayan kesehatan.
B. Tujuan
a.
Tujuan Adapun makalaha
ini dibuat untuk menambah pengetahuan Mahasiswa tentang penyakit ini.
b.
Tujuan Khusus
1.
Mahasiswa dapat
mengetahui defenisi DHF
2.
Mahasiswa dapat
mengetahui etilogi DHF
3.
Mahasiswa dapat
mengetahui manisfestasi klinis DHF
4.
Mahasiswa dapat
mengetahui klasisfiskasi DHF
5.
Mahasiswa dapat
mengetahui penatalaksanaan pada DHF
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
DHF adalah
penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus ( arthro podborn virus ) dan ditularkan
melalui gigitan nyamuk AEDES ( AEDES ALBOPICTUS dan AEDES AEGEPTY )
B. Penyebab
Penyebab
DHF adalah Arbovirus ( Arthropodborn Virus ) melalui gigitan nyamuk Aedes (
Aedes Albopictus dn Aedes Aegepty )
C. Tanda dan gejala
Tanda
dan gejala penyakit DHF adalah :
- Meningkatnya suhu tubuh
- Nyeri pada otot seluruh tubuh
- Suara serak
- Batuk
- Epistaksis
- Disuria
- Nafsu makan menurun
- Muntah
- Ptekie
- Ekimosis
- Perdarahan gusi
- Muntah darah
- Hematuria masih
- Melena
D. Klasifikasi DHF
menurut WHO
1. Derajat
I
Demam
disertai gejala tidak khas, terdapat manifestasi perdarahan ( uju tourniquet
positif )
2.Derajat II
Derajat
I ditambah gejala perdarahan spontan dikulit dan perdarahan lain.
3. Derajat III
Kegagalan
sirkulasi darah, nadi cepat dan lemah,
tekanan nadi menurun ( 20 mmhg, kulit dingin, lembab, gelisah, hipotensi )
4. Derajat IV
Nadi
tak teraba, tekanan darah tak dapat diukur
Pemeriksaan Diagnostik
- Darah Lengkap = Hemokonsentrasi ( Hemaokrit meningkat 20 % atau lebih ) Thrombocitopeni ( 100. 000/ mm3 atau kurang )
- Serologi = Uji HI ( hemaaglutinaion Inhibition Test )
- Rontgen Thorac = Effusi Pleura
E. Pathways
F. Penatalaksanaan
§ Medik
a. DHF tanpa Renjatan
·
Beri minum banyak ( 1 ½ - 2 Liter / hari )
·
Obat anti piretik, untuk menurunkan panas, dapat
juga dilakukan kompres
·
Jika kejang maka dapat diberi luminal ( antionvulsan ) untuk anak <1th dosis 50
mg Im dan untuk anak >1th 75 mg Im. Jika 15 menit kejang belum teratasi ,
beri lagi luminal dengan dosis 3mg / kb BB ( anak <1th dan pada anak >1th
diberikan 5 mg/ kg BB.
·
Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit
meningkat
b. DHF dengan Renjatan
·
Pasang infus RL
·
Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan
plasma expander ( 20 – 30 ml/ kg BB )
·
Tranfusi jika Hb dan Ht turun
§ Keperawatan
1.
Pengawasan tanda – tanda Vital secara kontinue
tiap jam
-
Pemeriksaan Hb, Ht, Trombocyt tiap 4 Jam
-
Observasi intik output
-
Pada pasienDHF derajat I : Pasien
diistirahatkan, observasi tanda vital tiap 3
jam , periksa Hb, Ht, Thrombosit tiap 4 jam beri minum 1 ½ liter – 2
liter per hari, beri kompres
-
Pada pasien DHF derajat II : pengawasan tanda
vital, pemeriksaan Hb, Ht, Thrombocyt, perhatikan gejala seperti nadi lemah,
kecil dan cepat, tekanan darah menurun, anuria dan sakit perut, beri infus.
-
Pada pasien DHF derajat III : Infus guyur,
posisi semi fowler, beri o2 pengawasan tanda – tanda vital tiap 15 menit,
pasang cateter, obsrvasi productie urin tiap jam, periksa Hb, Ht dan
thrombocyt.
2.
Resiko Perdarahan
-
Obsevasi perdarahan : Pteckie, Epistaksis,
Hematomesis dan melena
-
Catat banyak, warna dari perdarahan
-
Pasang NGT pada pasien dengan perdarahan tractus
Gastro Intestinal
3.
Peningkatan suhu tubuh
-
Observasi / Ukur suhu tubuh secara periodik
-
Beri minum banyak
-
Berikan kompres
G. Pencegahan DHF
Menghindari atau mencegah berkembangnya nyamuk
Aedes Aegepty dengan cara:
-
Tidak menggantung pakaian
-
Bak / tempat penampungan air sering dibersihkan
dan diganti airnya minimal 4 hari sekali
-
Kubur barang – barang bekas yang memungkinkan
sebagai tempat terkumpulnya air hujan
-
Tutup tempat penampungan air
Perencanaan
pemulangan dan PEN KES
-
Berikan informasi tentang kebutuhan melakukan
aktifitas sesuai dengan tingkat perkembangan dan kondisi fisik anak
-
Jelaskan terapi yang diberikan, dosis efek
samping
-
Menjelaskan gejala – gejala kekambuhan penyakit
dan hal yang harus dilakukan untuk mengatasi gejala
-
Tekankan untuk melakukan kontrol sesuai waktu
yang ditentukan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DHF
A. Pengkajian
- Kaji riwayat Keperawatan
- Kaji adanya peningkatan suhu tubuh, tanda perdarahan , mual muntah, tidak nafsu makan, nyeri ulu hai, nyeri otot dan tanda – tanda renjatan ( denyut nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab, terutama pada ekstremitas, sianosis, gelisah, penurunan kesadaran )
B. Diagnosa Keperawatan
- Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler , perdarahan, muntah, dan demam
- Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada nafsu makan
- Hiertermi berhubungan dengan proses infeksivirus
- Perubahan proses proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak
C. Perencanaan
- Anak menunjukkan tanda – tanda terpenuhinya kebutuhan cairan
- Anak menunjukkan tanda – tanda perfusi jaringan perifer yang adekwat
- Anak menunjukkan tanda – tanda vital dalam batas normal
- Keluarga menunjukkan kekoping yang adaptif
D. Implementasi
Diagnosa
1 : Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas
kapiler , perdarahan, muntah, dan demam
·
Mengobservasi tanda – tanda vital paling sedikit
setiap 4 jam
·
Monitor tanda – tanda meningkatnya kekurangan
cairan : turgor tidak elastis, ubun – ubun cekung, produktie urin menurun
·
Mengobservasi dan mencatat intake dan output
·
Memberikan hidrasi yang adekwat sesuai dengan
kebutuhan tubuh
·
Memonitor nilai laboratorium : elektrolit /
darah BJ urin , serum tubuh
·
Mempertahankan intake dan output yang adekwat
·
Memonitor dan mencatat berat badan
·
Memonitor pemberian cairan melalui intravena
setiap jam
·
Mengurangi kehilangan cairan yang tidak telihat
( insesible water loss / IWL )
Diagnosa
2 : Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan
·
Mengkaji dan mencatat tanda – tanda Vital (
kualitas dan Frekwensi denyut nadi, tekanan darah , Cappilary Refill )
·
Mengkaji dan mencatat sirkulasi pada ektremitas
( suhu , kelembaban dan warna )
·
Menilai kemungkinan terjadinya kematian aringan
pada ekstremitas seperti dingin , neri , pembengkakan kaki )
Diagnosa
3 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
muntah, tidak ada nafsu makan
·
Ijinka anak memakan makanan yang dapa
ditoleransi anak. Rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera
makan anak meningkat.
·
Berikan makanan yang disertai dengan suplemen
nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi
·
Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan
makanan dengan teknik porsi kecil tetapi sering
·
Menimbang berat badan setiap hari pada waktu
yang sama dan dengan skala yang sama
·
Mempertahankan kebersihan mulut pasien
·
Menjelaskan pentingnya intake nutirisi yang
adekwat untuk penyembuhan penyakit
Diagnose
4 : Hiertermi berhubungan dengan proses infeksivirus
·
Ukur tanda – tanda vital suhu tubuh
·
Ajarkan keluarga dala pengukuran suhu
·
Lakukan “ tepid sponge” ( seka ) dengan air biasa
·
Tingkatkan intake cairan
·
Berikan terapi untuk menurunkan suhu
Diagnose
5 : Perubahan proses proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak
·
kaji perasaan dan persepsi orang tua atau
anggota keluarga terhadap situasi yang penuh stress
·
Ijinkan orang tua dan keluarga untuk memberikan
respon secara panjang lebar dan identifikasi faktor yang paling mencmaskan
keluarga
·
Identifikasikan koping yang biasa digunakan dn
seberapa besar keberhasilannya dalam mengatasi keadaan
No comments:
Post a Comment