ÿÿÿÿÿÿ80ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ88ÿÿlin2880 ÿÿÿÿÿÿÿÿc0ÿÿeljcn0LAPORAN
PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
DENGUE HEMORHAGIC
FEVER (DHF)
1.
DEFINISI
Dengue Hemorhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit menular
yang disebabkan oleh virus dengue dengan gejala demam tinggi mendadak disertai
manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan syock, nyeri otot dan sendi
dan kematian (Cristianti,1995). Penyakit ini ditularkan lewat nyamuk Aides
aegepty yang menbawa virus dengue (antropad bone virus) atau disebut arbo
virus.
2.
PEMBAGIAN DHF
WHO (1975) membagi DBD menjadi 4 :
1)
Derajat 1:
Derajat satu bisanya ditandai dengan demam mendadak
2-7 hari disertai dengan gejala tidak khas dan manifestasi perdarahan yang
dapat diuji tourniquet positif.
2)
Derajat 2
Derajat 1 disertai dengan perdarahan spontan
dikulit dan atau perdarahan lain.
3)
Derajat 3
Derajat 2 ditambah dengan kegagalan sirkulasi
ringan, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun ( < 20 mmHg),
hipotensi (systole < 80 mmHg) disertai kulit yang dingin,lembab dan
penderita menjadi gelisah.
4)
Derajat 4
Derajat 3 ditambah syok berat dengan nadi yang
takteraba dan tekanan darah yang tak dapat diukur, dapat disertai dengan
penurunan kesadaran, sianotik dan asidosis.
Derajat 1 dan 2 disebut DHF tanpa
renjatan,sedang 3 dan 4 disebut DHF dengan renjatan atau DSS.
3.
PATOFISIOLOGI
Yang menentukan berat penyakit
adalah :
o Meningginya
permeabilitas dinding pembuluh darah
o Menurunnya
volume plasma darah
o Adanya
hipotensi
o Trombositopeni
o Diatesis
hemoraghik.
Pada penderita DHF terdapat kerusakan sistem vaskuler dengan
adanya peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah terhadap protein plasma
dan efusi pada ruang serosa dibawah peritoneal, pericardial dan pleural. Pada
kasus berat, pengurangan plasma sampai 30 % lebih. Menghilangnya plasma melalui
endotel ditandai oleh peningtkatan nilai hematokret yang dapat menyebabkan
keadaan hipovolemi dan syok sehingga dapat menimbulkan anoksia jaringan,
asidosis metabolic dan bahkan sampai terjadi kematian.
Sebab lain perdarahan adalah trombositopeni serta faktor
kapiler. Pada fagosit didapatkan
fagositosis dan proliferasi sistem retikulo endothelial yang menyebabkan
penghancuran terhadap trombosit yang telah mengalami metamorfosis seluler
sehingga tampak adanya trombositopeni.
4.
PEMERIKSAAN LABORAT
o
Hemokonsentrasi yaitu terjadi peningkatan nilai
hematokrit > 20 %. Meningginya hematokrit sangat berhubungan dengan beratnya
renjatan. Hemokonsentrasi selalu mendahului perubahan tekanan darah dan nadi, oleh kerena itu pemeriksan
hematokrit secara berkala dapat menentukan sat yang tepat penghentian pemberian
cairan atau darah.
o
Trombositopenia, akan terjadi penurunan
trombosit sampai dibawah 100.000 mm3
o
sediaan
hapusan darah tepi, terdapat fragmentosit, yang
menandakan terjadinya hemolisis
o
Sumsum tulang, terdapatnya hipoplasi sistem
eritropoetik disertai hiperplasi sistem RE dan terdapatnya makrofag dengan
fagositosis dari bermacam jenis sel
o
Elektrolit, : hiponatremi (135 mEq/l). terjadi
hiponatremi karena adanya kebocoran plasma,anoreksia, keluarnya keringat,
muntah dan intake yang kurang
o
Hiperkalemi , asidosis metabolic
o
Tekanan onkotik koloid menurun, protein plasma
menurun,
o
Serum transaminasi meningkat.
5.
PENGOBATAN
Pengobatan pada penderita DHF sebenarnya bersifat
symptomatic dan supportif
o
Pada anak yang hiperpireksia (suhu 400C
atau lebih) diberikan antipiretik dan kompres dingin atau alcohol 70%
o
Kejang yang mungkin timbul diatasi dengan
pemberian anti convulsan : anak > 1 tahun diberikan luminal 75 mg dan anak
dibawah 1 th diberikan 50 mg IM. Bila dalam waktu 15 menit kejang tidak
berhenti pemberian luminal diulang dengan dosis 3 mg/kg BB/hari atau anak umur
> 1 th diberikan 50 mg sedang anak <1 th diberikan 30 mg dengan
memperhatikan adanya depresi fungsi vital (pernafasan dan jantung).
o
Pemberian Inta Venous Fluid Drip (IVFD). Pada
pemberian cairan perlu diperhatikan beberapa hal antara lain:
Sebagai pedomannya : Kebutuhan
cairan/hari sesuai BB
BB Hari I Hari
II Hari III
<7 Kg 220 ml 165
ml 132 ml
7-11 Kg 165 ml 132
ml 88 ml
11-18 Kg 132 ml 88
ml 88 ml
>18 Kg 88 ml 88
ml 88 ml
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A.
IDENTITAS
DHF dapat terjadi pada siapa saja dari anak-anak sampai
orang dewasa dan pada semua jenis kelamin, kebanyakan penyakit ini ditemukan
pada anak perempuan daripada anak laki-laki (Rampengan, 1997). Tempat atau
daerah yang bisa terjangkit adalah disemua tempat baik dikota ataupun didesa,
biasanya nyamuk pembawa vector banyak ditemukan pada daerah yang banyak
genangan air atau didaerah yang lembab.
B.
RIWAYAT KEPERAWATAN
1.
Keluhan Utama :
Biasanya pasien datang dengan
keluhan demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari, terdapat
petechie pada seluruh kulit, perdarahan gusi, neyri epigastrium, epistaksis,
nyeri pada sendi-sendi.
2.
Riwayat Penyakit Sekarang
Sering menunjukan sakit kepala,
nyeri otot, pegal seluruh tubuh, panas, sakit saat menelan, lemah, nyeri
uluhati(epigastrium), mual, muntah, nafsu makan menurun.
3.
Riwayat Penyakit Dahulu
Ada kemungkinan anak yang telah
terinfeksi penyakit DHf bisa terulang terjangkit DHF lagi, tetapi penyakit ini
tak ada hubungan dengan penyakit yang perna
diderita dahulu.
4.
Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit DHF dibawah oleh nyamuk
jadi bila terdapat anggota keluarga yang menderita penyakit ini dalam satu rumah besar kemungkinan tertular
karena penyakit ini ditularkan lewat gigitan nyamuk.
5.
Riwayat Kesehatan Lingkungan
Daerah atau tempat yang sering
dijadikan tempat tinggal nyamuk ini adalah lingkungan yang kurang pencahayaan
dan sinar matahari, banyak genangan air, vas bunga yang jarang diganti airnya,
kaleng bekas tempat penampungan air, botol dan ban bekas. Tempat –tempat
seperti ini biasanya banyak dibuat sarang nyamuk Janis ini. Perlu ditanyakan
pula apakah didaerah itu ada riwayat wabah DHF karena inipun juga dapat
terulang kapan-kapan.
6.
Riwayat Tumbuh Kembang
Teori Kepribadian anak Menurut Teori Psikoseksual Sigmund
Freud
Kepribadian ialah hasil perpaduan antara pengaruh lingkungan
dan bawaan, kualitas total prilaku individu yang tampak dalam menyesuaikan diri
secara unit dengan lingkungannya.
Tiori kepribadian yang dikemukakan oleh ahli psikoanlisa
Sigmund freud (1856 - 1939). Meliputi tahap-tahap :
a.
Fase oral, usia antara 0 - 11/2 Tahun
b.
Fase anal, usia antara 11/2 - 3 Tahun
c.
Fase Falik, usia antara 3 - 5 Tahun
d.
Fase Laten, usia antara 5 - 12 Tahun
e.
Fase Genital, usia antara 12 - 18 Tahun
Tahap perkembangan anak menurut Teori Psikososial Erik
Erikson.
Erikson mengemukakan bahwa dalam tahap-tahap perkembangan
manusia mengalami 8 fase yang saling terkait dan berkesinambungan.
a.
Bayi (oral) usia
0 - 1 Tahun
b.
Usia bermain (Anal ) yakni 1 - 3 Tahun
c.
Usia prasekolah (Phallic) yakni 3 - 6 Tahun
d.
Usia sekolah (latent) yakni 6 - 12 tahun
e.
Remaja (Genital) yakni 12 tahun lebih
f.
Remaja akhir dan dewasa muda
g.
Dewasa
h.
Dewasa akhir
TUGAS
PERKEMBANAGAN
|
BILA TUGAS
PERMKEMBANGAN TIDAK TERCAPAI
|
Bayi (0 - 1 tahun)
-
Rasa percaya mencapai harapan,
-
Dapat menghadapi frustrasi dalam jumlah kecil
-
Mengenal ibu sebagai orang lain dan berbeda
dari diri sendiri.
|
-
Tidak percaya
|
Usia bermain (1 - 3 Tahun)
-
Perasaan otonomi.
-
Mencapai keinginan
-
Memulai kekuatan baru
-
Menerima kenyataan dan prinsip kesetiaan
|
-
Malu dan ragu-ragu
|
Usia pra sekolah ( 3 - 6 Tahun)
-
Perasaan inisiatif mencapai tujuan
-
Menyatakan diri sendiri dan lingkungan
-
Membedakan jenis kelamin.
|
-
Rasa bersalah.
|
Usia sekolah ( 6 - 12 Tahun)
-
Perasaan berprestasi
-
Dapat menerima dan melaksanakan tugas dari
orang tua dan guru
|
Rasa rendah diri
|
Remaja ( 12 tahun lebih)
-
Rasa identitas
-
Mencapai kesetiaan yang menuju pada pemahaman
heteroseksual.
-
Memilih pekerjaan
-
Mencapai keutuhan kepribadian
|
Difusi identitas
|
Remaja akhir dan dewasa muda
-
Rasa keintiman dan solidaritas
-
Memperoleh cinta.
-
Mampu berbuat hubungan dengan lawan jenis.
-
Belajar menjadi kreatif dan produktif.
|
-
Isolasi
|
Dewasa
-
Perasaan keturunan
-
Memperoleh perhatian.
-
Belajar keterampilan efektif dalam
berkomunikasi dan merawat anak
-
Menggantungkan minat aktifitas pada keturunan
|
-
Absorpsi diri dan stagnasi
|
Dewasa akhir
-
Perasaan integritas
-
Mencapai kebijaksanaan
|
-
keputusasaan
|
7.
Pemeriksaan Fisik (persistem)
o
Sistem pernafasan
Bila gejala telah lanjut klien
mengeluh sesak nafas, pernafasan dangkal, cepat, perdarahan melaui hidung.
o
Sistem persyarafan
Kondisi lanjut bisa terjadi
penurunan kesadaran, gelisah, kejang.
o
Sistem kardiovaskuler
Perdarahan pada kulit, hidung,
gusi, hematemesis dan atau melena,
Tachicardia,trombositopeni,
leukopenia, hipotensi, syok, mengeluh akral dingin
Hemokonsentrasi ( peningkatan
nilai hematokret > 20 % ), pusing.
o
Sistem pencernaan
Selaput mukosa kering, kesulitan
dalam menelan, kembung, nyeri tekan pada epigastrik, nafsu makan menurun, mual
muntah, pembesaran limpa, pembesaran hati, abdomen tegang.
o
Sistem muskuloskeletal
Nyeri otot / sendi, kelemahan,
penurunan aktifitas.
o
Sistem urinary
Anuri / disuri, peningkatan Bj
plasma
o
Sistem integumen
Kulit kering, turgor menurun,
panas / kedinginan
C.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan
proses infeksi penyakit.
2.
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan mual muntah, anoreksia, nyeri telan
3.
Gangguan rasa nyaman nyeri epigastria berhubungan
dengan proses inflamasi
4.
Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan perpindahan
cairan divaskuler
5.
Potensial terjadi perdarahan ulang berhubungan dengan
trombositopeni.
D.
INTERVENSI KEPERAWATAN
1.
Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan
proses infeksi penyakit (viremia).
Tujuan : Suhu
tubuh normal (36-370 c)
Klien bebas demam.
Intervensi :
- Kaji saat timbulnya demam
R/ Dapat didentifikasi pola/
tingkat demam
- Observasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, tensi, pernafasan setiap 3 jam
R/ tanda-tanda vital merupakan
acuan untuk mengetahui keadaan umum kien
- Berikan penjelasan tentang penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh
R/ Penjelasan tentang kondisi
yang dialamai k;ein dapat membantu mengurangi kecemasan klien
- Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang hal-hal yang dilakukan
R/ Untuk mengatasi demam dan
menganjurkan klien dan keluarga untuk lebioh kooperatif
- Jelaskan pentingnya tirah baring bagi klien dan akibatnya jika hal tersebut tidak dilakukan
R/ Keterlibatan keluarga sangat
berarti dalam proses penyembuhan klien di rumah sakit
- Anjurkan klien untuk banyak minum kurang lebih 2,5-3 liter/hari dan jelaskan manfaatnya
R/ Peningkatan suhu tubuh
mengakibatkan penguapan cairan tubuh meningkat sehingga perlu diimabngi dengan
asupan cairan yang banyak
- Berikan kompres dingin (pada axila dan lipat paha) dan anjurkan memakai pakaian yang tipis
R/ Kompres dingin akan dapat
membantu menurunkan suhu tubuh, pakaian tipis akan dapat membantu meningkatkan
penguapan panas tubuh
- Berikan terapi (antipiretik) sesuai dengan program dokter
R/ Antipiretika yang mempunyai
reseptor di hypothalamus dapat meregulasi suhu tubuh sehingga suhu tubuh
diupayakan mendekati suhu normal.
2.
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia dan sakit saat menelan
Tujuan
Kebutuhan nutrisi klien
terpenuhi, klien mampu menghabiskan makanan yang telah disediakan
Intervensi
- kaji faktor – faktor penyebab
R/ penentuan faktor penyebab,
akan menentukan intervensi/tindakan selanjutnya
- jelaskan pentingnya nutrisi yang cukup
R/ meningkatkan pengetahuan klien
dan keluarga sehingga klien termotivasi untuk mengkonsumsi makanan
- anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil dan sering, jika tidak muntah teruskan (15-30 cc setiap ½ -1jam )
R/ menghindari mual muntah dan
distensi perut yang berlebihan
- lakukan perawatan mulut yang baik setelah muntah
R/ baun yang tidak enak pada
mulut meningkatkan kemungkinan muntah
- ukur berat badan setiap hari
R/ berat badan merupakan
indicator terpenuhi tidaknya kebutuhan nutrisi
- catat jumlah porsi yang dihabiskan klien
R/ mengetahui jumlah asupan /
pemenuhan nutisi klien.
3.
Resiko terjadi perdarahan ulang berhubungan dengan
trombositopeni.
Tujuan : tidak terjadi tanda-tanda perdarahan lebih
lanjut, jumlah trombosit meningkat ( dalam batas normal)
Intervensi :
1.
pantau tanda – tanda penurunan trombosit yang disertai
dengan tanda klinis
R/ penurunan
jumlah trombosit merupakan tanda adanya kebocoran pembuluh darah yang pada
tahap tertentu dapat menimbulkan tanda-tanda klinis berupa perdarahan nyata
seperti epistaksis, petechie, perdarahan gusi
2.
memberikan penjelasan tentang pengaruh trombositopenia
pada klien
R/
pengetahuan yang baik dari lkien dan keluarga tentang tanda dan gejala dapat
membantu menngantisipasi terjadinya perdarahan karena trombositopeni
3.
menganjurkan klien untuk banyak istirahat
R/ aktifitas yang tidak
terkontrol dapat menyebabkan terjadinya perdarahan
4.
memberikan penjelasan klien dan kleuarga untu
melaporkan bila terjadi perdarahan
R/ keterlibatan keluarga akan
membantu penanganan sedini mungkin
5.
kolaborasi pemberian obat obatan, berikan penjelasan
tentang manfaat obat
R/ dengan mengetahui obat yang
diminum dan manfatanya , diharapkan klien dan keluarga termotivasi untk meminum
obat yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenitto,Lj.
2001, Diagnosa Keperawatan. Ed 6. EGC. Jakarta.
Effendi,
C.1995. Perawatan klien DHF. EGC. Jakarta.
Ngatiyah.
1997. Perawatan Anak Sakit. EGC.
Jakarta.
Rampengan,TH
& laurentz,LR 1997. Penyakit infeksi tropik pada Anak. EGC . Jakarta
Tim pengajar
perawtan Anak. 1999. Diktat Kuliah PSIK Perawatan Anak.
Laporan kasus
Format Pengkajian
Asuhan Keperawatan Anak
Di Ruang Menular
Anak
1.
IDENTITAS KLIEN
Nama : An. S
Jenis kelamin : laki-laki
TTL : Surabaya, 5 Januari 1994
Anak ke : I
Nama Ayah : Tn. H
Nama Ibu : Ny. T
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa / Indonesia
Alamat : Karang Gayam 9 Surabaya
Tanggal masuk : 29 Mei 2002
Diagnosa : DHF Gr. I
Sumber informasi: Ibu klien
2.
RIWAYAT KEPERAWATAN
1)
Keluhan utama
Klien mengatakan badan terasa
panas
2)
Riwayat Keperawatan Sekarang
4 hari yang lalu klien mulai
terasa badannya panas, badan terasa pegal-pegal, mual muntah, nafsu makan
menurun, kemudian oleh ibu klien dibawa ke dokter swasta, bila minum obat
paracetamol panas turun dan panas kembali dalam beberapa jam setelah minum
obat, lalu dibawah ke dokter yang lain kemudian dianjurkan untuk MRS di RSUD
Dr. Soetomo.
3)
Riwayat Keperawatan Dahulu
Sebelumnya Klein tidak pernah MRS
atau sakit berat.
4)
Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga tidak ada yang menderita
penyakit DHF, tidak ada penyakit keturunan,
5)
Riwayat Kesehatan Lingkungan
Klien tinggal di rumah orang
tuanya, ibu klien mengatakan banyak gantungan baju dirumah, genangan air ada di
kamar mandi, kamar mandi dibersikan tiap 2 minggu sekali, tidak ada riwayat
wabah DHF didaerahnya,
6)
Riwayat Tumbuh Kembang
q Pertumbuhan
Berat badan : 22 kg, TB 123 cm
q Perkembangan
Psikososial ; klien kelas 3 SD,
termasuk anak yang patuh berseekolah, tidak perna bolos, prestasi klien
rangking 4 dikelasnya, kegiatan setelah sekolah adalah bermain bola dengan
teman-temannya, hubungan dengan teman sebaya baik.
Psikoseksual : klien punya banyak
teman sebayanya, anak senang bila sekolah selesai, anak merasa senang bila main
bola.
7)
Pemeriksaan Fisik
q Keadaan
umum : klien lemah, badan terasa panas,
q Tanda-tanda
vital : S : 380 c, N: 100 x/mnt, T: 110/60 mmHg, RR: 24 x/mnt
q Sistem
pernafasan : PCH tak ada, retraksi tak ada, wheezing/ronchi tak ada, batuk tak
ada, bentuk dada simetris, nyeri dada tak ada,
q Sistem
cardiovascular : bercak merah pada kedua lengan, epitaksis tak ada, hematemesis
melena tak ada, bunyi jantung normal,
S1,S2 tak ada.
q Sistem
persyarafan : kesadran komposmentis, tak ada kejang
q Sistem
pencernaan : mukosa mulut kering,
kesulitan menelan tak ada, perut terasa mual,
muntah 1x, nafsu makan menurun,
nyeri tekan tak ada, pembesaran hati tak ada, pembesaran lien tak ada, kembung tak ada, BAB 1 x/hari,
q Sistem
urinary : BAK 4x/hari, warna urin
kuning, lain-lain tak ada masalah.
q Sistem
muskuloskeletal : gerakan otot bebaas, kontraktur tak ada.
q Sistem
integumen : akral hangat, ikterik tak ada, turgor kulit menurun, kulit kering.
3.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1)
Laborat :
q wbc : 2,2 k/ul
q lymph : 1,1 48,0
%
q Hb : 12,4
q Leco : 3,2
q Trombo : 154 x 103
q Pcv : 0,33
q RBC : 5,57
q HGB : 12,5
q HCT : 36,2
q MCV : 65
q MCH : 22,4
q MCHC : 34,5
ANALISA
DATA
NO
|
DATA
|
PENYEBAB
|
MASALAH
|
|||||||||
1
2
|
DS : Klien mengatakan badannya terasa panas,
DO : - akral hangat, suhu tubuh 380 c
-
lecosit : 3,2
-
lymfosit : 1,1
48,0 %
-
T : 110/60 mmHg
-
N : 100 x/mnt
-
Pernafasan : 24 x/mnt
-
DS : Klien mengatakan kurang nafsu makan, perut terasa mual, muntah
sekali,
DO : - klien makan 2 sdm
- BB
22 kg
- Minum
susu ½ gelas
- Bising
usus menurun
DS :
DO :-Turgor kulit menurun
- Mukosa
mulut kering
- Terpasang
infus D 5 ½ salin
- Kulit
kering
- Perdarahan
bawah kulit pada kedua lengan
- Trombosit
154 x 103
-
|
Arbo
virus
Masuk
tubuh
Replikasi
virus dalam limfosit
demam
mual muntah
Permebilitas vascular meningkat
Ekstravasasi cairan intra vaskuler
Kurang cairan diekstra vaskuler
|
Peningkatan
suhu tubuh
Gannguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
Resiko
kurang cairan
|
4.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1)
Peningkatan
suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi
2)
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan mual muntah dan anoreksia.
3)
Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan perpindahan
cairan diekstra vaskuler
5.
INTERVENSI
Diagnosa 1.
Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses
infeksi penyakit (viremia)
Tujuan : Suhu
tubuh normal (36-370 c)
Klien bebas demam
Intervensi :
1) Kaji
saat timbulnya demam
R/ Dapat
didentifikasi pola/ tingkat demam
2) Observasi
tanda-tanda vital : suhu, nadi, tensi, pernafasan setiap 3 jam
R/ tanda-tanda
vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum kien
3) Berikan
penjelasan tentang penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh
R/ Penjelasan
tentang kondisi yang dialamai k;ein dapat membantu mengurangi kecemasan klien
4) Berikan
penjelasan pada klien dan keluarga tentang hal-hal yang dilakukan
R/ Untuk
mengatasi demam dan menganjurkan klien dan keluarga untuk lebioh kooperatif
5) Jelaskan
pentingnya tirah baring bagi klien dan akibatnya jika hal tersebut tidak
dilakukan
R/Keterlibatan
keluarga sangat berarti dalam proses penyembuhan klien di rumah sakit
6) Anjurkan
klien untuk banyak minum kurang lebih 2,5-3 liter/hari dan jelaskan manfaatnya
R/
Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan cairan tubuh meningkat sehingga
perlu diimabngi dengan asupan cairan yang banyak
7) Berikan
kompres dingin (pada axila dan lipat paha) dan anjurkan memakai pakaian yang
tipis
R/ Kompres
dingin akan dapat membantu menurunkan suhu tubuh, pakaian tipis akan dapat
membantu meningkatkan penguapan panas tubuh
8) Berikan
terapi (antipiretik) sesuai dengan program dokter
R/
Antipiretika yang mempunyai reseptor di hypothalamus dapat meregulasi suhu
tubuh sehingga suhu tubuh diupayakan mendekati suhu normal.
Diagnosa 2
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang
dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia dan sakit saat
menelan
Tujuan : Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi,
KH : klien mampu menghabiskan makanan yang telah
disediakan
Nafsu makan meningkat
Tak ada Mual dan muntah
Intervensi
- kaji faktor – faktor penyebab
R/ penentuan faktor penyebab,
akan menentukan intervensi/tindakan selanjutnya
- jelaskan pentingnya nutrisi yang cukup
R/ meningkatkan pengetahuan klien
dan keluarga sehingga klien termotivasi untuk mengkonsumsi makanan
- anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil dan sering, jika tidak muntah teruskan (15-30 cc setiap ½ -1jam )
R/ menghindari mual muntah dan
distensi perut yang berlebihan
- lakukan perawatan mulut yang baik setelah muntah
R/ baun yang tidak enak pada
mulut meningkatkan kemungkinan muntah
- ukur berat badan setiap hari
R/ berat badan merupakan
indicator terpenuhi tidaknya kebutuhan nutrisi
- catat jumlah porsi yang dihabiskan klien
R/ mengetahui
jumlah asupan / pemenuhan nutisi klien
Diagnosa 3 :
resiko kekurangan cairan berhubungan dengan perpindahan cairan ke
ekstravaskuler.
Tujuan :
Tidak terjadi kekurangan cairan
KH : - mukosa mulut basah / lembab
-
turgor kulit baik
-
petechie hilang
-
trombosit dalam batas normal
INTERVENSI
1.
pantau
tanda-tanda kekurangan cairan
R/ turgor kulit menurun, mukosa
mulut kering merupakan tanda kekurangan cairan
2.
anjurkan klien untuk banyak minum
R/ asupan cairan yang cukup dapat
mengurangi kehilangan cairan dalam tubuh
3.
jelaskan pada ibu tanda-tanda kekurangan cairan
R/ meningkatkan partisipasi ibu
dalam perawatan anak
4.
kolaborasi pemberian cairan D 5 ½ salin
R/ mengganti cairan yang keluar
dari intra sel, Dextran dengan besar molekul yang sesuai tidak dapat melewati
poro kapiler dan dapat mengganti protein plasma sebagai bahan osmotic koloid
5.
pantau tetesan cairan
R/ kelancaran cairan infus sangat
mempengaruhi pemenuhan cairan yang adekuat
TINDAKAN KEPERAWATAN
NO
|
Tgl, jam
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
1
2
3
|
29.05.02
08.30- 10.00
11.34
12 45
07.45
8.30
08.00
08.40
08.00
09.30
12.00
|
q mengkaji
saat timbulnya demam
q melakukan
observasi suhu :380 c, nadi 100x/mnt, tensi 110/60 mmHg. RR
24x/mnt
q menjelaskan
pada ibu penyebab timbulnya panas tubuh, panas tubuh disebabkan oleh masuknya
virus dalam tubuh sehingga tubuh melakukan perlawanan terhadap virus tersebut
dengan pengaktifan sistem komlemen sehingga sebagai kompensasi adalah
timbulnya demam tubuh
q menjelaskan
pentingya tirah baring adalah untuk menghindari berkembangnya invasi virus
yang lebih luas
q anjurkan
klien untuk banyak minum 2,5 – 3 lt/hari
q melakukan
kompres dingin pada klien
q kolaborasi
pemberian paracetamol dan anti biotic
q melakukan
observasi : S ; 37.4, Nadi 96x/mnt
q memberikan
cairan perinfus D5 ½ salin
q mengkaji
faktor penyebab mual muntah
q mejelaskan
pentingnya nutrisi bagi tubuh yaitu untuk mengganti sel yang rusak, memenuhi
kebutuhan asupan makanan, mempertahan kan kondisi tubuh
q menganjurkan
klien makan porsi kecil tapi sering, jika tidak ada mual muntah teruskan
makan
q menimbang
berat badan setiap hari
q memantau
porsi yang dihabiskan klien
q memantau
tanda kekurangan cairan
q memantau
tetesan infus
q menjelaskan
pada ibu tanda kekurangan cairan : torgor kulit jelek, bibir/ mulut kering,
q memberikan
cairan D 5 ½ salin
q menganjurkan
klien untuk banyak minum 2-3 ltr / hari
q memberikan
susu 200 cc
q
|
31.05.2002
S: klien mengatakan panas badan mulai turun
O: Suhu 37,40 c
Kompres
dingin masih terpasang
A; masalah teratasi sebagian
I: intervensi 2,5.6,7
S : klien mengatakan nafsu makan masih kurang,
kadang masih terasa mual.
O : klien makan 5 sdm
Porsi
tidak dihabiskan
A; Masalah
teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi no 3,5,6
31.05.2002
S: -
O: Turgor mulai membaik, kulit tidak kering, mukosa mulut
basah
A: masalah tidak
terjadi
P: pertahankan
intervensi 1,4,5
|
|
|
q
|
|
1
|
30.05.02
08.00
|
1
2
3
|
01.06.02
S: klien mengatakan
panas badan mulai turun
O: Suhu 36,40
c
Kompres dingin masih terpasang
A; masalah teratasi
I:
pertahankan5.6,7,8,9
S : klien mengatakan
nafsu makan masih membaik, tidak
terasa mual.
O : klien makan 8-10
sdm
Porsi
dihabiskan
A; Masalah teratasi
P: Lanjutkan
intervensi no 3,5,6
S: -
O: Turgor mulai membaik, kulit tidak kering, mukosa mulut
basah
A: masalah tidak terjadi
P: pertahankan intervensi 1,4,5
|
|
|
|
|
CATATAN PERKEMBANGAN
No comments:
Post a Comment