Tuesday, November 5, 2013

AS KEP gips

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
YANG TERPASANG GIPS

Gips adalah:
Alat imobilisasi yang kaku yang dicetak sesuai kontur tubuh dimana gips ini dipasang.

Tujuan adalah:
-         Untuk mengimobilisasi bagian tubah dalam posisi tertentu dan memberikan tekanan yang merata pada jaringan lunak yang terletak didalamnya
-         Untuk mengimobilisasi fraktur yang telah direduksi,mengkoreksi deformitas,memberikan tekanan merata pada jaringan lunak dibawahnya atau memberi dukungan dan stabilitas bagi sendi yang mengalami kelemahan

Jenis-jenis GIPS
1.        Gips lengan pendek : memanjang dari bawah siku sampai lipatan telapak tangan,melingkar erat didasar ibu jari.Bila ibu jari dimasukkan,dinamakan spika ibu jari atau gips gauntlet
2.      Gips lengan panjang : Memanjang dari setinggi lipat ketiak sampai disebelah proksimal lipatan telapak tangan;siku biasanya diimobilisasi dalam posisi lurus pada posisi netral
3.      Gips tugkai pendek: memanjang dari bawah lutut sampai dasar jari kaki. Kaki dalam sudut tegak lurus pada posisi netral.
4.      Gips tungkai panjang: Memanjang dari perbatasan sepertiga atas dan tengah paha sampai dasar jari kaki.Lutut harus sedikit fleksi.
5.      Gips berjalan : Gips tungkai panjang atau pendek yang dibuat lebih kuat. Bisa disertai telapak untuk berjalan
6.      Gips tubuh : melingkar dibatang tubuh
7.      Gips Spika : melibatkan sebagian batang tubuh dan satu atau dua ekstremitas (gips spika tunggal atau ganda)
8.      Gips spika bahu : Jeket tubuh yangmelingkar batang tubuh dan bahu dan siku
9.      Gips spika pinggul : melingkar batang tubuh dan satu ekstremitas bawah;dapat gips spika tunggal atau ganda.


Proses keperawatan pasien dengan gips

Pengkajian:
-         Kesehatan umum pasien
-         Tanda dan gejala
-         Status emosional
-         Pemahaman mengenai perlunya gips
-         Kondisi tubuh yang harus diimobilisasi dengan gips
-         Status neurovaskuler
-         Derajat dan lokasi pembekakan,memar dan adanya abrasi kulit

Diagnosa keperawatan
1.    Kurangnya pengetahuan mengenai program pengobatan
2.  Nyeri yang berhubungan dengan gangguan muskuloskletal
3.  Kerusakan mobilitas fisik yang b/d gips
4.  Kurang perawatan diri : makan,mandi/higiene,berapakaian/berdandan,atau toileting karena keterbatasan mobilitas
5.  Kerusakan integritas kulit yang b/d laserasi dan abrasi
6.  Resiko perubahan perfusi jaringan perifer yang b/d respons fisiologik terhadap cedera atau gips yang restriktif.

Masalah kalaborasi komplikasi resiko
·       Sindrom kompartemen
·       Luka tekan (dekubitus)
·       Sindrom disease

Perencanaan dan implementasi
-         Pengetahuan mengenai program pengobatan
-         Berkurang nyeri
-         Perbaikan mobilitas fisik
-         Pencapaian tingkat maksimal perawatan diri
-         Penyembuhan laserasi(robek) dan abrasi(lecet)
-         Pemeliharan perfusi jaringan yang adekuat
-         Tidak adanya komplikasi.

Intervensi keperawatan
-  Memahami program pengobatan :
·       Beri informasi mengenaia masalah patologik dan maksud serta harapan program penatalaksanaan yang diberikan. R/ Pengetahuan ini memungkinkan pasien berpartisipasi scr aktif dan patuh pada program pengobatan
·       Persiapan sebelum pemasangan gips dengan kenjelaskan mengenai antisipasi adanya ganguan rasa nyaman(mis;panas yang ditimbulkan akinat reaksi pengerasan gips)
·       Beritahu pasien mengenai apa yang akan dirasakan selama pemasangan gips,dan bahwa bagian yang digips tidak dapat digerakan selama gips masih terpasang.

-         Mereda nyeri :
·       Kaji nyeri
·       Minta pasien menunjukkan tempat yang tepat dan menerangkan sifat dan intensitas nyeri untuk mencari penyebab.
·       Nyeri dapat menunjukan komplikasi: kerusakan kulit krn tekanan pada jaringan atau tonjolan tulang,atau sindrom kompartemen yang berkaiatan dengan tonjolan tulang.
·       Ketidak nyamanan yang berkaitan dengan tekanan pada kulit dapat dikurangi dengan meninggikan ekstermitas untuk mengurangi edema dan mengubah posisi untuk memindahkan titik tekan
·       Nyeri yang tidak terkontrol dilakukan peninggian,kompres dingin dan analgetik dosis biasa
·       Nyeri b/d proses penyakitnya (fraktur) dpt dikontrol dengan imobilisasi
·       Nyeri b/d edema akibat trauma,pembedahan,perdarahan kedlm jaringan dapat dikontrol dengan peninggian ekstermitas dan bila tidak ada kontra indikasi dpt diberikan kompres dingin.Kantung es diletakkan dikedua sisi gips,supaya tidak menyebabkan cekungan pada gips.









Ø   Nyeri dpt dikurangi dgn meninggikan bagian yang sakit,pemberian kompres dingin bila perlu,dan pemberian analgetik dosis normal
Ø   Keluhan nyeri pasien yang tidak boleh diabaikan;resiko masalah termasuk ulkus akibat tekanan atau gangguan perfusi jaringan harus diperhitungkan
Ø   Nyeri yang tak reda harus segera dilaporkan kepada dokter untuk mencegah kemungkinan terjadinya nekrosis dan paralisis.

-                                                                           Peningkatan mobilitas:
·       Latih sendi yang tak diimobilisasi untuk mempertahankan fungsinya
·       Pada gips tungkai perlu latihan gerak jari-jari kaki
·       Pada gips lenfgan perlu latihan gerak jari-jari tangan
·       Dorong pasien untuk partisipasi aktif dalam perawatan diri dan mempergunakan alat bantu secara aman.

-                                                                                       Mencapai perawatan diri maksimal
·       Partisipasi pasien dlm merencanakan dan menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari sangat penting dalam promosi perawatan diri,kemandirian,pemeliharaan kontrol dan mencegah reaksi psikologik yang buruk seperti depresi.

-                                                                           Penyembuhan abrasi kulit:
·       Ganti balutan secara rutin,bila luka kulit sangat ekstensif dapat dipilih alternatif lain mis;fiksator eksternal untuk mengimobiolisasi anggota tubuh
·       Observasi tanda-tanda adanta infeksi sistemik,bau dari gips,dan cairan purulen yang mengotori gips

-                                                                            
-                                                                           Mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat:
·       Pembengkakan dan edema adalah proses alami jaringan terhadap trauma dan pembedahan
·       Gips terlalu ketat adalah insufisiensi pembuluh darah atau penekanan serabut saraf yangt berkaitan dengan pembengkakan yang tak ditangani dapat menurunkan asupan darah ke ekstermitas dan mengakibatkan kerusakan saraf perifer
·       Besarnya pembengkakan dikontrol dengan meninggikan daerah cedera.Bila tidak terkontrol akibat dari peningkatan tekanan jaringan,oklusi pembuluh darah total dan berakibat anoksia mengakibatkan rusaknya serabut saraf maupun jaringan otot. à Sindrom kompartemen.
·       Pantau ekstermitas yang terkena mengenai adanya nyeri,pembengkakan,perubahan warna (pucat atau kebiruan),parestesia (kesemutan dan kebas),denyut yang menurun atau hilang,paralisis dan dingin.
·       Jari tangan  atau kaki yang dipasanga gips harus dikaji dan bandingkan dengan ekstermitas sebelahnya N ; warna merah muda,hangat bila diraba,respon pengisian kapiler cepat kemampuan menggerakkan jari tangan dan kaki dan perabaan normal.anjurkan pergerakan jari tangan dan kaki untruk merangsang peredaran darah
·       Pembengkakan à penurunan perfusi jaringan
·       Sianosis pada dasar kukuàbendungan vena
·       Jari tangan dan kaki  putih dan dinginà bendungan arteri
·       Denyut yang lemah à insufisiensi arteri
·       Menurunnya kemampuan motorik dan adanya parestesiaà iskemik saraf sehubungan dengan tekanan jaringan atau cedera serabut saraf
·       Tekanan jaringan dpt diukur scr langsung à untuk menilai perfusi jaringan
·       Gangguan peredaran darah atau fungsi saraf untuk mencegah kehilangan fungsi dan kemungkinan amputasi
·       Pengkajian status neurovaskuler : sindroma kompartemen ;nyeri progresif yang tak dapat diobati,nyeri pada regangan pasif,parestesia,kehilangan motoris,kehilangan sensoris,dingin,pucat,pengisian kapiler terlambat,rasa kencang.
·       Perawat harus menyesuaikan ekstermitas sedemikian rupa sehingga tidak melebihi tinggi jantung untuk memperbaiki perfusi artesial.dan antisipasi penangannan à melonggarkan balutan yang ketat.

Komplikasi
1.            Sindrom kompartemen : dapat terjadi bila terjadi peningkatan jaringan dalam rongga yang terbatas mis;gips,kompartemen otot yang akan memperburuk peredaran darah dan fungsi jaringan dalam rongga yang tertuput.
2.          Luka tekan
3.          Sindrom disuse

Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan rumah:
1.    Bergerak senormal mungkin.hindari pemakaian ekstermitas yang cedera secara berlebihan
2.  Lakukan latihan yang dianjurkan secara teratur sesuai jadwal
3.  Tinggikan ekstermitas yang digips setinggi jantung sesering mungkin untuk mencegah pembengkakan
4.  Jaga gips tetap kering
5.  Berikan bantalan pada tepi yang kasar dengan pita
6.  Laporkan kepada dokter bila gips retak
7.  Bersihkan gips bila kotor dengan lap basah
8.  Jangan berusaha menggaruk kulit dibawah gips
9.  Perhatikan bau yang timbul pada gips
10.               lapor nyeri menetap,pembengkakan yang tidak berespon,perubahan sensasi,berkutamng kemampuan menggerakkan jari perubahan warna dan temperatur kulit.

Evaluasi
1.    Pasien scr aktif berpartisipasi dalam terapi
2.  Melaporkan berkurang nyeri
3.  Memperlihatkan peningkatan kemampuan mobilitas
4.  Berpartisipasi dalam aktivitas perawatan diri
5.  Memperlihatkan penmyembuhan abrasi dan laserasi
6.  Terjaganya peredaran darah yang adekuat pada ekstermitas

7.  Tidak memperlihatkan adanya komplikasi

No comments:

Post a Comment